Senin, 19 April 2010

Sembilanbelas

Ada suara di dalam kepalaku
Teriakan-teriakan riang anak-anak kecil tak bernama
Berlarian mengejar satu sama lain
Tertawa membelai mati
Menunggu baiknya sepi
Tepat sewaktu malam meninggi

Mereka sangat menyenangkan
Bermata merah dengan usus-usus terburai yang menghiasi lantai
Terkekeh-kekeh mengunyah satu sama lain
Dan salah satu dari mereka berjalan dengan tak semestinya karena kakinya membusuk
Benar
Membusuk
Tapi menyenangkan
Setidaknya mereka menemaniku melewati malam
Saat aku terduduk tanpa melawan di sudut ruangan
Mereka menari membuat lingkaran dan bersorak ketika ku menangis
Aku harus menangis
Tidak boleh tidak
Nyawaku mencari perhatian
Nalarku ingin disaksikan

Lihatlah kesini
Perhatikan mereka menempelkan wajahnya ke wajahmu
Menyeringai dengan indahnya
Mereka pernah menemaniku melewati semua
Di malam yang paling hening dan paling hitam
Di perih yang paling kejam dan luka yang paling dalam
Mereka menyukai sepi
Seperti aku menyukai mati
Berhentilah menjerit kawan
Telingaku sakit
Pergi
Aku tak mau lagi

1 komentar: